Komandan Umum Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, Jenderal Sayid Yahya Safavi mengatakan pergelaran Latihan Perang “Rasulullah yang Mulia” yang dilaksanakan di perairan selatan Iran mengandung pesan yang harus dipahami oleh kekuatan-kekuatan lintas-regional di dunia, agar mereka tidak melakukan intervensi dalam urusan internal Iran. Hal tersebut disampaikan Safavi Rabu, 5 April di sela-sela operasi latihan perang hari keenam.
Safavi mengatakan, “AS dan kekuatan lintas regional lainnya harus menghentikan segala macam konspirasi busuk anti Iran yang selalu mereka gelar. Mereka juga harus mengakui bahwa Iran sudah menjelma menjadi satu kekuatan militer yang besar di kawasan.”
Menyinggung adanya pemberitaan-pemberitaan agitatif dari media-media Barat tentang latihan perang tersebut, Safavi menegaskan bahwa tentara Iran dengan segala kemajuan militernya yang sangat pesat sama sekali bukan merupakan ancaman bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Dalam doktrin militer Republik Islam Iran, menurut Safavi, keamanan negara-negara muslim adalah keamanan bagi Iran juga. Yang diinginkan oleh Iran terkait situasi di kawasan hanyalah stabilitas, keamanan, dan ketenangan di kawasan kaya minyak ini.
Safavi di bagian lain keterangannya juga menyinggung kekuatan dan posisi strategis Iran di pentas dunia, serta dibandingkan dengan berbagai kegagalan yang diderita AS dalam berbagai kebijakannya di kawasan Timur Tengah. Dengan fakta seperti itu, Safavi memberi nasehat kepada negara-negara Eropa agar jangan menjerumuskan diri ke dalam kegagalan demi kegagalan akibat membuntuti segala kebijakan AS. Menurut Safavi, jika Eropa ikut-ikutan mengupayakan langkah-langkah anti Iran seperti embargo ekonomi atau tindakan militer, maka hal tersebut pada akhirnya akan merugikan Barat sendiri.
0 komentar:
Post a Comment