Indonesia mengirim 15 pengamat yang
tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) untuk memantau
penerapan perjanjian damai antara Pemerintah Filipina dengan Moro
Islamic Liberation Front (MILF) di Filipina Selatan.
Tim pengamat yang
terdiri dari 10 personel militer dan lima dari kalangan sipil, dilepas
oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, di Jakarta, Rabu.
"Ini
merupakan salah satu bentuk kontribusi Indonesia untuk ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial," kata Marty.
Menlu
menjelaskan pengiriman tim pengamat tersebut merupakan wujud nyata
komitmen Indonesia untuk terus memajukan dan memperkuat hubungan
Indonesia dan Filipina.
"Kedua, partisipasi
Indonesia dilandasi komitmen Indonesia untuk mendorong terciptanya
situasi kawasan yang aman, stabil dan damai," kata Menlu.
Selain
itu, partisipasi Indonesia dalam IMT adalah salah satu bentuk nyata
untuk menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan perdamaian di tingkat
internasional.
Sementara itu, Wakil Komandan
Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Kolonel (Pnb) TNI-AU
Anastasius Sumadi mengatakan tim harus bisa menjembatani untuk
menghubungkan Pemerintah Filipina dan MILF.
"Tugas kita adalah pengamat untuk perdamaian. Jadi, kita amati masalahnya apa dan menjembatani," kata Anastasius.
Para anggota IMT menjalani pelatihan selama dua minggu di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
Mereka
akan diberangkatkan ke Filipina pada Sabtu 30 Juni 2012 untuk menjalani
masa tugas selama setahun, bersama dengan wakil-wakil pengamat dari
Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Norwegia, serta negara Uni Eropa.
Sumber : Analisa
0 komentar:
Post a Comment