Clock By Blog Tips

Wednesday, January 25, 2012

KSAD: Pembelian Leopard untuk Samakan Kekuatan


Jakarta: TNI Angkatan Darat berencana membeli Tank Leopard bekas dari Belanda. Rencana tersebut merupakan langkah TNI AD untuk menyamakan kemampuan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan negara tetangga.

"Ini hanya langkah untuk menyatukan teknologi dengan negara-negara tetangga. Kita kan banyak tertinggal dengan negara-negara tetangga. Peluru tidak ada. Meriam 1976 sampai sekarang belum juga pensiun," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo seusai rapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/1).

Menurutnya, rencana tersebut muncul usai TNI AD mendapat dana percepatan modernisasi alutsista. "Rencana keluar setelah AD mendapat dana percepatan modernisasi. Kami langsung membreak down apa yang dibutuhkan. Dari sini kami lihat, apa saja yang tertinggal di kawasan Asia Tenggara," ungkapnya.

Pramono menyebut, pembelian itu bukan untuk persaingan dengan negara tetangga, melainkan guna menyamakan kelengkapan alat. "Perbandingannya jumlah tentara aktif, kita (Indonesia-red) punya sebanyak 360 ribu orang, sementara dalam alat, kita ketinggalan. Dari sinilah kami menset kebutuhan itu," tambahnya.

Pramono mengaku Tank Leopard bukan satu-satunya pilihan utama, melainkan hanya satu di antara berbagai pilihan. "Kami tidak secara spesifik menyebutkan pilihan kami adalah Tank Leopard. Ini hanya salah satu dari pilihan. Saya memang menginstruksikan kami butuh alat ini. Akhirnya kami dapat informasi dari berbagai negara. Akhirnya masukan inilah yang kami pelajari," jelasnya.

Ketika ditanya kenapa tak membeli tank produksi PT Pindad, Pramono berkelit. Menurutnya, PT Pindad hanya membuat tank ringan. "Yang bisa dibuat PT Pindad hanya senjata ringan yang digunakan tentara infantri. Saat ini, kami memang mengarah pada alusista yang terbaik," terangnya.

Ia pun kemudian kembali menekankan perlunya penguatan dan pembaruan alat militer. "Kami pada dasarnya adalah ingin membangun kekuatan. Perbandingan kekuatan main detactor tank. Yang tidak punya Timor Leste, Papua Nugini, Indonesia. Yang lain punya. Malaysia sudah punya lama, kita masih baru mau beli. Kami hanya ingin menyamakan teknologi saja, sehingga kalau kami latihan bisa sekelas," ujarnya.

Sejauh ini, lanjut dia, rencana pembelian tersebut masih sebatas negosiasi harga. Dan jika parlemen Belanda menolak, ia pun mengatakan tak akan mengemis. "Jadi, kata putus dan harga pasti belum ada keputusan. Andai Belanda tidak menjual maka kami tidak akan mengemis," pungkasnya.


Sumber : Metronews

0 komentar:

Post a Comment