Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel membatalkan latihan militer bersama, yang semula dijadwalkan akan digelar pada musim semi. Hal ini tampaknya menjadi tanda meruncingnya perseteruan antara dua sekutu tradisional itu.
Pada 5 Januari 2012, Tel Aviv mengumumkan bahwa militer Israel sedang bersiap-siap untuk menggelar latihan pertahanan rudal besar dengan pasukan AS.
Menurut DEBKAfile, komentar terakhir Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon memicu perselisihan antara Washington dan Tel Aviv dan dia meminta Gedung Putih untuk membatalkan manuver itu.
Berbicara dalam sebuah wawancara radio, pejabat Israel mengatakan, AS ragu atas sanksi terhadap Bank Sentral Iran dan sektor minyak, karena takut lonjakan harga minyak.
Sebelumnya, Washington mengumumkan bahwa latihan resmi ditunda pada musim semi 2012 atas "kendala anggaran" - sebuah pernyataan diplomatis yang jelas mengindikasikan pembatalan.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada DEBKAfile bahwa Gedung Putih membuat pengumuman mendesak untuk menggarisbawahi pemisahan total pemerintahan Obama dari persiapan untuk menyerang Iran. Washington juga menekankan posisinya bahwa jika serangan terjadi, Israel sendiri akan bertanggung jawab.
Gesekan antara Israel dan AS mencuat ke permukaan pekan lalu setelah Tel Aviv marah atas kecaman Washington terhadap pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mostafa Ahmadi Roshan.
Laporan itu menambahkan bahwa sebelum pembatalan, AS telah mulai membangun kehadiran militernya dengan penyebaran hampir 15.000 tentara di Kuwait dan mempertahankan dua kapal induk di Timur Tengah, yaitu USS Carl Vinson dan USS John Stennis serta regu penyerang. Kapal induk ketiga, USS Abraham Lincoln juga dalam perjalanan ke Teluk Persia.
DEBKAfile menambahkan, alasan "kendala anggaran" untuk membatalkan latihan itu adalah sulit diterima, karena AS telah mengeluarkan sebagian besar dana untuk menerbangkan 9.000 tentara ke Israel bulan ini.
Pembatalan, menurut laporan itu, membuktikan bahwa AS dan Israel tidak harmonis dalam masalah tersebut. AS sendiri masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk membujuk negara-negara lain guna mendukung sanksi-sanksi melawan Bank Sentral Iran dan sektor minyak, sementara Israel berusaha tindakan yang cepat terhadap Iran sebelum akhir tahun 2012. (IRIB Indonesia/RM)
Menurut DEBKAfile, komentar terakhir Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon memicu perselisihan antara Washington dan Tel Aviv dan dia meminta Gedung Putih untuk membatalkan manuver itu.
Berbicara dalam sebuah wawancara radio, pejabat Israel mengatakan, AS ragu atas sanksi terhadap Bank Sentral Iran dan sektor minyak, karena takut lonjakan harga minyak.
Sebelumnya, Washington mengumumkan bahwa latihan resmi ditunda pada musim semi 2012 atas "kendala anggaran" - sebuah pernyataan diplomatis yang jelas mengindikasikan pembatalan.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada DEBKAfile bahwa Gedung Putih membuat pengumuman mendesak untuk menggarisbawahi pemisahan total pemerintahan Obama dari persiapan untuk menyerang Iran. Washington juga menekankan posisinya bahwa jika serangan terjadi, Israel sendiri akan bertanggung jawab.
Gesekan antara Israel dan AS mencuat ke permukaan pekan lalu setelah Tel Aviv marah atas kecaman Washington terhadap pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mostafa Ahmadi Roshan.
Laporan itu menambahkan bahwa sebelum pembatalan, AS telah mulai membangun kehadiran militernya dengan penyebaran hampir 15.000 tentara di Kuwait dan mempertahankan dua kapal induk di Timur Tengah, yaitu USS Carl Vinson dan USS John Stennis serta regu penyerang. Kapal induk ketiga, USS Abraham Lincoln juga dalam perjalanan ke Teluk Persia.
DEBKAfile menambahkan, alasan "kendala anggaran" untuk membatalkan latihan itu adalah sulit diterima, karena AS telah mengeluarkan sebagian besar dana untuk menerbangkan 9.000 tentara ke Israel bulan ini.
Pembatalan, menurut laporan itu, membuktikan bahwa AS dan Israel tidak harmonis dalam masalah tersebut. AS sendiri masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk membujuk negara-negara lain guna mendukung sanksi-sanksi melawan Bank Sentral Iran dan sektor minyak, sementara Israel berusaha tindakan yang cepat terhadap Iran sebelum akhir tahun 2012. (IRIB Indonesia/RM)
Sumber :Irib-Radio Iran
Baca lainnya
0 komentar:
Post a Comment