Brussel - Amerika Serikat (AS) dan Spanyol dikabarkan telah menyepakati penempatan kapal-kapal perang Angkatan Laut AS di pangkalan angkatan laut di Spanyol sebagai bagian dari jaringan perisai rudal Eropa.
Kesepakatan ini akan diumumkan resmi dalam pertemuan NATO di Brussels, Belgia, Rabu (5/10/2011) oleh Presiden Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta.
Dalam kesepakatan tersebut, Spanyol mengizinkan AS menempatkan kapal-kapal penjelajah (cruisers), yang dilengkapi sistem pertahanan antirudal Aegis, di Pangkalan Angkatan Laut Rota di dekat kota Cadiz, Spanyol, yang terletak di pesisir Samudera Atlantik, dekat dengan Selat Gibraltar. Posisi ini memungkinkan kapal-kapal tersebut melindungi kawasan Laut Tengah dan kawasan Atlantik Timur dari serangan rudal.
Menurut seorang pejabat Dephan AS, kesepakatan itu akan memberi keuntungan efisiensi biaya operasional bagi AS, karena tanpa pangkalan di Spanyol, AS harus menyiagakan paling sedikit 10 kapal perang di Pantai Timur AS untuk menjaga kesinambungan patroli di kawasan Laut Tengah. "Dengan memiliki kemampuan untuk menyiagakan kapal di Rota, kami hanya butuh empat kapal untuk mempertahankan kehadiran berkesinambungan ini," tutur pejabat yang tak mau disebut namanya itu kepada Reuters.
Penempatan kapal perang dengan sistem Aegis ini menjadi bagian dari rencana perisai rudal Eropa yang baru disepakati November 2010. Dalam program yang dinamakan Pendekatan Adaptif Bertahap Eropa (European Phased Adaptive Approach) ini, seperangkat sistem pertahanan antirudal AS yang sudah direncanakan untuk dipasang di Eropa—termasuk sistem rudal antirudal di Rumania dan Polandia dan sistem radar di Turki—akan dikoneksikan dengan sistem pertahanan antirudal yang sudah dimiliki negara-negara Eropa lainnya saat ini.
Pemerintahan Presiden AS Barack Obama meninggalkan rencana pendahulunya yang lebih ekstrem, yakni membangun sistem pertahanan antirudal lengkap di darat di wilayah Republik Ceko dan Polandia. Rencana awal Presiden George W Bush ini diprotes keras oleh Rusia, yang merasa sistem pertahanan itu ditujukan kepada Rusia.
AS dan sekutu-sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berkeras sistem pertahanan antirudal ini diperlukan untuk mengantisipasi serangan rudal jarak menengah dari negara-negara "nakal", seperti Iran dan Korea Utara. Kedua negara tersebut sudah memiliki rudal balistik jarak menengah dan memiliki program nuklir.
Kesepakatan ini akan diumumkan resmi dalam pertemuan NATO di Brussels, Belgia, Rabu (5/10/2011) oleh Presiden Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta.
Dalam kesepakatan tersebut, Spanyol mengizinkan AS menempatkan kapal-kapal penjelajah (cruisers), yang dilengkapi sistem pertahanan antirudal Aegis, di Pangkalan Angkatan Laut Rota di dekat kota Cadiz, Spanyol, yang terletak di pesisir Samudera Atlantik, dekat dengan Selat Gibraltar. Posisi ini memungkinkan kapal-kapal tersebut melindungi kawasan Laut Tengah dan kawasan Atlantik Timur dari serangan rudal.
Menurut seorang pejabat Dephan AS, kesepakatan itu akan memberi keuntungan efisiensi biaya operasional bagi AS, karena tanpa pangkalan di Spanyol, AS harus menyiagakan paling sedikit 10 kapal perang di Pantai Timur AS untuk menjaga kesinambungan patroli di kawasan Laut Tengah. "Dengan memiliki kemampuan untuk menyiagakan kapal di Rota, kami hanya butuh empat kapal untuk mempertahankan kehadiran berkesinambungan ini," tutur pejabat yang tak mau disebut namanya itu kepada Reuters.
Penempatan kapal perang dengan sistem Aegis ini menjadi bagian dari rencana perisai rudal Eropa yang baru disepakati November 2010. Dalam program yang dinamakan Pendekatan Adaptif Bertahap Eropa (European Phased Adaptive Approach) ini, seperangkat sistem pertahanan antirudal AS yang sudah direncanakan untuk dipasang di Eropa—termasuk sistem rudal antirudal di Rumania dan Polandia dan sistem radar di Turki—akan dikoneksikan dengan sistem pertahanan antirudal yang sudah dimiliki negara-negara Eropa lainnya saat ini.
Pemerintahan Presiden AS Barack Obama meninggalkan rencana pendahulunya yang lebih ekstrem, yakni membangun sistem pertahanan antirudal lengkap di darat di wilayah Republik Ceko dan Polandia. Rencana awal Presiden George W Bush ini diprotes keras oleh Rusia, yang merasa sistem pertahanan itu ditujukan kepada Rusia.
AS dan sekutu-sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berkeras sistem pertahanan antirudal ini diperlukan untuk mengantisipasi serangan rudal jarak menengah dari negara-negara "nakal", seperti Iran dan Korea Utara. Kedua negara tersebut sudah memiliki rudal balistik jarak menengah dan memiliki program nuklir.
Sumber : Pesatnews
0 komentar:
Post a Comment