Clock By Blog Tips

Monday, September 12, 2011

Moqtada Serukan Tahan Serangan terhadap Tentara AS

Moqtada al-Sadr, pemimpin Syiah Irak
Baghdad - Moqtada al-Sadr, pemimpin Syiah Irak yang juga anti AS, Minggu (11/9), menyerukan pengikutnya untuk menghentikan serangan terhadap pasukan AS untuk memastikan mereka meninggalkan Irak dengan batas waktu akhir tahun.
Namun ulama Syiah yang memimpin milisi ang memerangi pasukan AS hingga 2008, memperingatkan bahwa jika mereka tidak berangkat tepat waktu, operasi militer akan terus berlanjut dan "sangat parah."

"Karena keinginan saya untuk mencapai kemerdekaan Irak dan memukul mundur pasukan penjajah dari tanah suci kita, isudah menjadi keharusan bagi saya untuk menghentikan operasi militer sampai pasukan penyerang selesaikan penarikan pasukan," kata Sadr dalam pernyataan yang dibacakan jurubicaranya, Salah al-Ubaidi.

"Jika tidak, operasi militer akan mulai lagi dan dengan pendekatan baru dan itu akan sangat parah," tegasnya.

Pasukan AS dijadwalkan untuk menarik diri sepenuhnya pada 31 Desember, lebih dari delapan tahun setelah invasi pada 2003, tapi para pemimpin Irak sedang bernegosiasi dengan AS pada apakah untuk mempertahankan pelatihan militer AS melampaui 2011.

Sadr memperingatkan bulan lalu bahwa pelatih militer AS yang tinggal di Irak setelah akhir tahun akan menjadi target. Tentang 43.000 tentara yang tersisa diminta meninggalkan Irak di bawah perjanjian keamanan antara kedua negara.

Sementara sebagian besar Tentara Mahdi Sadr telah didemobilisasi, pejabat AS mengatakan pecahan kecil kelompok syiah terus menyerang tentara AS.

"Kita akan segera melihat apakah hari yang dijanjikan oleh pasukan dan lain-lain yang berafiliasi dengan organisasi al-Sadr terus melakukan serangan terhadap pasukan AS dan pemerintah Irak atau ini hanya kata-kata tanpa perbuatan untuk mendukung mereka," jurubicara militer AS Kolonel Barry Johnson mengatakan dalam balasan email pernyataan Sadr.

Meskipun kekerasan di Irak telah menurun drastis dari puncak pertempuran di 2006-2007, pemboman dan pembunuhan terjadi setiap hari dan pemberontak Sunni dan milisi Syiah masih mampu melaksanakan operasi mematikan. (Rtr/echo)





Sumber : Analisa



Baca Juga

0 komentar:

Post a Comment