Seoul – Komandan Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) Jenderal Walter Sharp memperkirakan Korea Utara (Korut) akan melancarkan serangan militer lebih banyak untuk melawan Seoul.
Namun,Seoul dan Washington lebih siap menghadapi ancaman tersebut.“Sementara, rezim Kim (Jong-Il) terbukti memiliki kemauan meningkatkan apa yang diinginkannya, saya yakin aliansi ROK (Korea Selatan)-AS telah siap,” ungkap Jenderal Walter Sharp kemarin,seperti dikutip AFP.
Sharp menjelaskan, sebanyak 28.500 tentara AS berada di Korsel untuk membantu Seoul melawan Korea Utara. “Perencanaan untuk melawan provokasi dan latihan gabungan kita lebih kuat dari sebelumnya. Tahun lalu kita telah bekerja keras mengembangkan rencana kontra-provokasi yang lebih memadai untuk spektrum konflik sepenuhnya,” urainya seperti dikutip ABC Online.
Pekan lalu hal senada diungkapkan Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-Jin. Kim mengatakan,Korut cenderung memulai provokasi kejutan setelah serangkaian ancaman keras mereka. Ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat lebih dari setahun sejak Korsel menuduh Korut melakukan serangan torpedo ke kapal perang Cheonan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan pada Maret 2010 dan menewaskan 46 pelaut Korsel.
Korut membantah terlibat dalam insiden itu.Ketegangan meningkat setelah Korut membombardir Pulau Yeonpyeong, Korsel, yang menewaskan empat orang pada November lalu. Pada bulan yang sama, terungkap bahwa Pyongyang membangun fasilitas pengayaan uranium yang bisa digunakan untuk membuat senjata atom.
“Serangan tak beralasan yang dilakukan kapal selam Korut terhadap Cheonan, pengumuman program pengayaan uranium dan serangan artileri brutal di Pulau Yeonpyeong pada tahun lalu adalah bagian ancaman nyata Korut,” ungkap Sharp, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Dia menambahkan, “Keinginan Korut untuk menantang perang,memprovokasi,dilakukan dalam rangka mencapai tujuan rezim memperoleh bantuan makanan, bahan bakar, dukungan ekonomi, dan proses suksesi untuk mempertahankan rezim mereka.” Dalam beberapa pekan terakhir Korut mengumumkan tidak akan lagi berurusan dengan pemerintah konservatif Korsel.
Militer Korut mengancam melakukan serangan setelah beberapa unit militer Korsel menggunakan foto keluarga Kim sebagai target latihan menembak militer Seoul. Korut juga secara terbuka menetapkan tujuan untuk menandai peringatan 100 tahun kelahiran pendiri negara komunis itu, Kim Il- Sung,tahun depan.
Namun,Seoul dan Washington lebih siap menghadapi ancaman tersebut.“Sementara, rezim Kim (Jong-Il) terbukti memiliki kemauan meningkatkan apa yang diinginkannya, saya yakin aliansi ROK (Korea Selatan)-AS telah siap,” ungkap Jenderal Walter Sharp kemarin,seperti dikutip AFP.
Sharp menjelaskan, sebanyak 28.500 tentara AS berada di Korsel untuk membantu Seoul melawan Korea Utara. “Perencanaan untuk melawan provokasi dan latihan gabungan kita lebih kuat dari sebelumnya. Tahun lalu kita telah bekerja keras mengembangkan rencana kontra-provokasi yang lebih memadai untuk spektrum konflik sepenuhnya,” urainya seperti dikutip ABC Online.
Pekan lalu hal senada diungkapkan Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-Jin. Kim mengatakan,Korut cenderung memulai provokasi kejutan setelah serangkaian ancaman keras mereka. Ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat lebih dari setahun sejak Korsel menuduh Korut melakukan serangan torpedo ke kapal perang Cheonan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan pada Maret 2010 dan menewaskan 46 pelaut Korsel.
Korut membantah terlibat dalam insiden itu.Ketegangan meningkat setelah Korut membombardir Pulau Yeonpyeong, Korsel, yang menewaskan empat orang pada November lalu. Pada bulan yang sama, terungkap bahwa Pyongyang membangun fasilitas pengayaan uranium yang bisa digunakan untuk membuat senjata atom.
“Serangan tak beralasan yang dilakukan kapal selam Korut terhadap Cheonan, pengumuman program pengayaan uranium dan serangan artileri brutal di Pulau Yeonpyeong pada tahun lalu adalah bagian ancaman nyata Korut,” ungkap Sharp, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Dia menambahkan, “Keinginan Korut untuk menantang perang,memprovokasi,dilakukan dalam rangka mencapai tujuan rezim memperoleh bantuan makanan, bahan bakar, dukungan ekonomi, dan proses suksesi untuk mempertahankan rezim mereka.” Dalam beberapa pekan terakhir Korut mengumumkan tidak akan lagi berurusan dengan pemerintah konservatif Korsel.
Militer Korut mengancam melakukan serangan setelah beberapa unit militer Korsel menggunakan foto keluarga Kim sebagai target latihan menembak militer Seoul. Korut juga secara terbuka menetapkan tujuan untuk menandai peringatan 100 tahun kelahiran pendiri negara komunis itu, Kim Il- Sung,tahun depan.
Sindo
0 komentar:
Post a Comment