Clock By Blog Tips

Thursday, March 10, 2011

Cegah Korban Bertambah, Harus Ada Zona Larangan Terbang di Libya


Benghazi - Komunitas dunia internasional didesak untuk bergerak secepat mungkin mendorong zona larangan terbang di Libya. Jika terlambat dilakukan, maka korban akan terus berjatuhan.

Hal ini disampaikan oleh mantan menteri kehakiman Mustafa Abdul Jalil dalam wawancara ekslusif kepada CNN, Kamis (10/3/2011). Jalil sudah mundur dari posisinya sebagai menteri beberapa pekan lalu setelah berbeda pandangan dengan Muammar Khadafi.

"Harus dilakukan aksi secepatnya," kata Mustafa.

"Semakin lama situasi ini dibiarkan, semakin banyak darah yang akan tumpah. Itu pesan yang ingin kami sampaikan ke komunitas internasional. Mereka harus ikut bertanggung jawab dalam hal ini," sambung pria yang disebut oleh Khadafi sebagai 'agen mata-mata' ini.

Dengan adanya zona larangan terbang ini, maka jet-jet tempur rezim Khadafi akan sulit untuk menyerang kaum oposisi dan rakyat Libya. Sejauh ini, korban diperkirakan lebih dari ribuan orang, sementara 215 ribu harus mengungsi.

Namun, pemerintah Libya menolak jika disebut menyalahgunakan kekuatan udaranya. Setiap aksi serangan udara yang dilakukan, kata menlu Libya Khalid Karim, adalah untuk kepentingan perang.

"Kami dalam posisi bertahan, tidak mengambil inisiatif penyerangan," ucapnya.

Protes terhadap Khadafi dimulai sejak 15 Februari lalu. Awalnya hanya aksi demonstrasi, namun kini sudah berujung pada perang saudara. Hingga minggu keempat, aksi kekerasan tak juga berakhir.





detik

0 komentar:

Post a Comment