Menteri Muda Pertahanan Inggris James Gerald Douglas Howarth kemarin membantah bahwa gempuran pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis telah menelan korban jiwa sipil. " Tuduhan itu sama sekali sampah," katanya di Jakarta. Sebab, kata dia, justru keberadaan pasukan koalisi untuk melindungi warga sipil. "Buat apa kami di sana?"
Maklumlah sejumlah pemimpin negara lainnya menyesalkan jatuhnya korban sipil setelah armada tempur pasukan koalisi membombardir Tripoli dan sejumlah kota lainnya di negeri kaya minyak itu. "Ini Perang Salib abad pertengahan," ujar Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin menyebut aksi gagah-gagahan "Trio Macan" itu.
Cina, India, dan Turki pun mencela serangan itu. Media massa melansir jumlah korban tewas mencapai lebih dari seribu orang. Kecaman makin kencang manakala HMS Triumph, kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyemburkan lebih dari dua lusin misil ke tempat yang diduga persembunyian Pemimpin Libya Muammar Qadhafi, 68 tahun.
Diduga serangan itu menewaskan lebih dari 300 orang yang berada di dalamnya. Gara-gara ini Washington dan London sempat bersitegang. Amerika menganggap menyasar Qadhafi secara terang-terangan melanggar mandat Perserikatan Bangsa Bangsa. "Tidak bijaksana," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates.
Inggris justru menganggap dengan tewasnya Qadhafi maka korban sipil bisa diperkecil. Benarkah? "Saya tak bisa bicara soal ini," kata Howarth, 63 tahun, yang membidangi Strategi Keamanan Internasional di Kementrian Pertahanan Kerajaan Inggris. "Saya tak bisa bicara soal target. Informasi ini bersifat rahasia dan tertutup."
Disela-sela Diskusi Pertahanan Internasional di Jakarta, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat sipil maupun militer pemerintahan negara lain, politikus Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri David Cameron ini menemui Andree Priyanto dari Tempo. Berikut ini petikan lengkap wawancaranya di Jakarta Convention Center.
Apa tanggapan Anda Soal kritikan terhadap serangan kapal selam Anda yang langsung ditujukan pada Qadhafi?
Saya tak bisa bicara ini. Saya tak bisa bicara soal target karena informasi ini bersifat rahasia dan tertutup. Jadi tidak pada tempatnya jika saya berkomentar. Yang bisa saya katakan adalah orang-orang mesti digugah bahwa Perserikatan Bangsa Bangsa hanya memberikan response (atas tindakan Qadhafi).
PBB kemudian bertindak cepat. Kami dan Prancis juga ikut bertindak cepat. Juga Amerika Serikat. Tujuannya untuk menyikapi keputusan Dewan Keamanan PBB untuk sesegera mungkin melakukan segenap upaya, seperti diputuskan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, untuk melindungi populasi warga sipil di Libya.
Tapi mengapa banyak warga sipil di sana yang juga jadi korban?
Saya sama sekali tak meragukan bila kita tak bergerak cepat maka Benghazi yang sekarang dibombardir akan jatuh ke tangan Qadhafi. Padahal dia sudah menyatakan gencatan senjata. Pada prakteknya tak ada gencatan senjata itu. Andai dia melakukan gencatan senjata tentu rakyat Benghazi tak akan merasa terancam jiwanya.
Sejumlah negara mengkritisi dan media melansir jatuhnya korban sipil?
Hemat saya tak sesederhana itu masalahnya. Kami (Inggris) punya senjata yang sangat akurat kami Anglo-France menyebutnya "Topan Bayangan" (misil jelajah jarak jauh yang supercanggih dan dimiliki Inggris, Italia, dan Prancis). Senjata ini amat sangat presisi dan didesain guna mencegah kehancuran yang fatal dan juga jatuhnya korban sipil.
Jadi?
Tuduhan itu sama sekali sampah. Kalau kami juga ikut membantai rakyat sipil lalu apa gunanya kami di sana?
Pasukan SAS (Special Air Service) menyebut adanya tameng manusia...
Ya seperti yang dipakai Saddam Husein. Menjadikan manusia sebagai tameng hemat saya merupakan perbuatan yang tak saja bertentangan dengan kemanusiaan tapi juga tindakan yang pengecut! Sama sekali tak bermoral (mukanya menegang).
Maklumlah sejumlah pemimpin negara lainnya menyesalkan jatuhnya korban sipil setelah armada tempur pasukan koalisi membombardir Tripoli dan sejumlah kota lainnya di negeri kaya minyak itu. "Ini Perang Salib abad pertengahan," ujar Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin menyebut aksi gagah-gagahan "Trio Macan" itu.
Cina, India, dan Turki pun mencela serangan itu. Media massa melansir jumlah korban tewas mencapai lebih dari seribu orang. Kecaman makin kencang manakala HMS Triumph, kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyemburkan lebih dari dua lusin misil ke tempat yang diduga persembunyian Pemimpin Libya Muammar Qadhafi, 68 tahun.
Diduga serangan itu menewaskan lebih dari 300 orang yang berada di dalamnya. Gara-gara ini Washington dan London sempat bersitegang. Amerika menganggap menyasar Qadhafi secara terang-terangan melanggar mandat Perserikatan Bangsa Bangsa. "Tidak bijaksana," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates.
Inggris justru menganggap dengan tewasnya Qadhafi maka korban sipil bisa diperkecil. Benarkah? "Saya tak bisa bicara soal ini," kata Howarth, 63 tahun, yang membidangi Strategi Keamanan Internasional di Kementrian Pertahanan Kerajaan Inggris. "Saya tak bisa bicara soal target. Informasi ini bersifat rahasia dan tertutup."
Disela-sela Diskusi Pertahanan Internasional di Jakarta, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat sipil maupun militer pemerintahan negara lain, politikus Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri David Cameron ini menemui Andree Priyanto dari Tempo. Berikut ini petikan lengkap wawancaranya di Jakarta Convention Center.
Menteri Muda Pertahanan Inggris James Gerald Douglas Howarth |
Apa tanggapan Anda Soal kritikan terhadap serangan kapal selam Anda yang langsung ditujukan pada Qadhafi?
Saya tak bisa bicara ini. Saya tak bisa bicara soal target karena informasi ini bersifat rahasia dan tertutup. Jadi tidak pada tempatnya jika saya berkomentar. Yang bisa saya katakan adalah orang-orang mesti digugah bahwa Perserikatan Bangsa Bangsa hanya memberikan response (atas tindakan Qadhafi).
PBB kemudian bertindak cepat. Kami dan Prancis juga ikut bertindak cepat. Juga Amerika Serikat. Tujuannya untuk menyikapi keputusan Dewan Keamanan PBB untuk sesegera mungkin melakukan segenap upaya, seperti diputuskan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, untuk melindungi populasi warga sipil di Libya.
Tapi mengapa banyak warga sipil di sana yang juga jadi korban?
Saya sama sekali tak meragukan bila kita tak bergerak cepat maka Benghazi yang sekarang dibombardir akan jatuh ke tangan Qadhafi. Padahal dia sudah menyatakan gencatan senjata. Pada prakteknya tak ada gencatan senjata itu. Andai dia melakukan gencatan senjata tentu rakyat Benghazi tak akan merasa terancam jiwanya.
Sejumlah negara mengkritisi dan media melansir jatuhnya korban sipil?
Hemat saya tak sesederhana itu masalahnya. Kami (Inggris) punya senjata yang sangat akurat kami Anglo-France menyebutnya "Topan Bayangan" (misil jelajah jarak jauh yang supercanggih dan dimiliki Inggris, Italia, dan Prancis). Senjata ini amat sangat presisi dan didesain guna mencegah kehancuran yang fatal dan juga jatuhnya korban sipil.
Jadi?
Tuduhan itu sama sekali sampah. Kalau kami juga ikut membantai rakyat sipil lalu apa gunanya kami di sana?
Pasukan SAS (Special Air Service) menyebut adanya tameng manusia...
Ya seperti yang dipakai Saddam Husein. Menjadikan manusia sebagai tameng hemat saya merupakan perbuatan yang tak saja bertentangan dengan kemanusiaan tapi juga tindakan yang pengecut! Sama sekali tak bermoral (mukanya menegang).
Tempo
0 komentar:
Post a Comment