GAZA CITY - Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan dua serangan di Jalur Gaza, sehingga melukai dua orang, menurut pelayanan darurat Palestina.
Serangan itu dikonfirmasi oleh tentara Israel, yang mengatakan mereka melakukan itu sebagai balasan atas penembakan roket gerilyawan Palestina ke wilayah Israel pada malam sebelumnya.
Seorang jurubicara militer negara Yahudi itu mengatakan, satu serangan ditargetkan pada pusat kegiatan gerakan Hamas yang memerintah Gaza, sementara itu serangan lain ditujukan pada satu bengkel senjata
. Ketegangan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan gerilyawan yang berada di dalam kantong Palestina menembakkan serangkaian roket ke Israel, yang kemudian membalas dengan serangan udara
Ketegangan baru itu terjadi dua tahun setelah serangan Israel yang menghancurkan Israel dengan sandi Cast Lead terhadap Gaza sebagai tanggapan atas tembakan roket dan mortir para pejuang Palestina.
Perang itu menewaskan 1.400 warga Palestina, kebanyakan penduduk sipil, dan 13 orang Israel, 10 di antara mereka serdadu negara itu.
Sementara itu, dari Jerusalem dilaporkan perundingan-perundingan langsung masih tetap merupakan jalan terbaik bagi perdamaian dengan Palestina.
Pada akhir pekan lalu, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyerukan masyarakat internasional, yang dipelopori Kelompok Empat beranggotakan PBB, Uni Eropa,Amerika Serikat dan Rusia, melakukan satu pendekatan baru. "Kami meminta Kelompok Empat itu dan berbagai badan PBB yang dipimpin Dewan Keamanan PBB, menyusun rencana perdamaian yang sesuai dengan hukum internasional, ketimbang mempertahankan perundingan-perundingan yang tidak menyelesaikan masalah itu," katanya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Tetapi Shahar Azrami, seorang juru bciara kementerian luar negeri Israel tidak setuju dengan saran Abbas itu. "Israel tetap bersikeras dalam beberapa bulan belakangan ini berusaha mengajak Palestina untuk berunding dengan Israel dan hanya apabila opsi ini lemah kita seharusnya memikirkan usaha untuk mencapai solusi-solusi baru," kata Azrami kepada AFP.
Pada hari Jumat Abbas meletakkan batu pertama bagi satu kedutaan besar baru Palestina di Brazil, bagian dari satu strategi bagi pengakuan negara Palestina dari sebanyak mungkin negara sebagai satu upaya datang ke Dewan Keamanan meminta diakui sebagai anggota penuh PBB.
Brazil adalah negara pertama dari sejumlah negara Amerika Latin bulan ini yang mengakui negara Palestina dalam perbatasan tahun 1967, perbatasan-perbatasan yang ada sebelum Israel merebut Tepi Barat termasuk Jerusalem timur dan Jalur Gaza dalam Perang Timur Tengah. Argentina, Bolivia dan Ekuador mengikuti jejak Brazil dan Uruguay mengatakan akan melakuan hal serupa tahun ini
Israel menentang tindakann-tindakan seperti itu dan dilaporkan telah memerintahkan para diplomatnya di seluruh dunia untuk melakukan tindakan balasan
"Akan lebih baik mengusahakan perdamaian di tetangga terdekat dengan melalui perundingan langsung dengan Israel ketimbang negara-negara di dunia baik di Amerika Selatan atau di PBB," kata Azrami
Perundingan-perundingan langsung antara Israel dan Palestina, pertama hampir daam dua tahun dimulai 2 September tetapi macet setelah pembekuan 10 bulan pembangunan rumah oleh Israel berakhir tiga minggu kemudian dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak memperpanjangnya
Abbas mengatakan perundingan tidak dapat dimulai selama pembangunan permukiman Israel terus dilakukan.
0 komentar:
Post a Comment