WASHINGTON – Wakil Presiden AS, Joseph Biden memperingatkan pemerintah AS jika gagal meratifikasi kesepakatan pengendalian senjata dengan Rusia. Menurut Biden, kegagalan melakukan hal itu akan membahayakan keamanan nasional.
"Kegagalan meloloskan perjanjian START yang baru tahun ini akan membahayakan keamanan nasional kita," kata Biden. Ia menekankan, "Sekaranglah waktu yang tepat untuk mengambil tindakan, dan kami akan terus berusaha mendapatkan persetujuan Senat sebelum tahun ini berakhir."
Biden menanggapi ucapan Jon Kyl, seorang senator Partai Republik yang beranggapan bahwa kesepakatan START yang baru sebaiknya dipertimbangkan tahun ini.
Biden mengatakan, tanpa kesepakatan semacam itu, maka AS tidak akan dapat menginspeksi dan melacak senjata nuklir Rusia.
Kesepakatan itu bertujuan mengurangi senjata nuklir kedua negara.
Kesepakatan START yang baru ditandatangani bulan April lalu oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev, menggantikan kesepakatan lama yang habis masa berlakunya bulan Desember tahun lalu.
"Kesepakatan START yang baru adalah bagian fundamental dalam hubungan kami dengan Rusia, yang penting bagi kemampuan kami mendukung pasukan di Afghanistan, serta menjatuhkan sanksi kuat kepada pemerintah Iran," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih.
Kim Ghattas, koresponden BBC di Departemen Luar Negeri AS, mengatakan bahwa pemerintahan Obama berusaha keras untuk mendapatkan retifikasi dalam sesi rapat anggota lama Kongres AS sebelum diganti setelah terpilihnya anggota baru dalam pemilihan paruh masa beberapa waktu lalu.
Pada bulan Januari mendatang, mayoritas perwakilan Demokrat di Kongres AS akan menyusut menjadi 51. Diperlukan 71 suara untuk meloloskan kesepakatan tersebut.
Koresponden BBC mengatakan bahwa para perwakilan Demokrat yakin bahwa Republikan ingin mengikis kemenangan politik Barack Obama setelah pemilihan lalu, tapi memperingatkan bahwa para pemilih tidak akan mau melihat orang-orang yang mereka tunjuk bermain-main dengan keamanan nasional Amerika Serikat.
Sebagian alasan kesepakatan itu dibuat adalah, menggantikan kesepakatan tahun 1991 yang habis masa berlakunya pada Desember 2009.
Kesepakatan itu membuat dua negara musuh pada Perang Dingin tersebut mengurangi jumlah hulu ledak nuklir strategis serta kendaraan pengirimnya yang disebar. Jumlahnya dibatasi menjadi maksimum 1.550 hulu ledak nuklir, berkurang 30 persen dari batasan yang ditetapkan pada tahun 2002.
Kesepakatan yang baru juga akan membuat para inspektur AS dapat kembali memeriksa persenjataan Rusia. Mereka dilarang melakukan hal itu setelah kesepakatan terdahulu habis masa berlakunya pada Desember 2009.
Para perwakilan Republikan di Senat AS mengaku kurang yakin dengan kemampuan pertahanan AS setelah START disepakati.
Dalam pernyataannya, Kyl mengatakan, "Saat pemimpin mayoritas (di Senat dari Partai Demokrat) Harry Reid bertanya kepada saya apakah kesepakatan itu bisa dipertimbangkan dalam sesi rapat kali ini, saya menjawab tidak, mengingat apa yang harus dikerjakan kelompok kerja lainnya di Kongres dan permasalahan rumit yang belum terselesaikan terkait START dan modernisasi."
Tapi, Biden mengatakan, kesepakatan tersebut telah dievaluasi di 18 rapat dengar pendapat Senat dan mendapat dukungan dari para mantan pejabat diplomatik dan keamanan nasional dari masing-masing partai.
Sang wakil presiden mengatakan, pemerintah Obama sudah memperjelas rencananya membelanjakan dana $80 miliar untuk memperbarui senjata nuklir dalam beberapa puluh tahun ke depan dan berencana meminta tambahan dana $4,1 miliar. (dn/bc/tg)
Beware | Interesting
0 komentar:
Post a Comment