Clock By Blog Tips

Thursday, July 19, 2012

China Telah Mengembangkan UAV Untuk Operasi Anti Intervensi dan Isolasi


Sebuah situs berita yang disponsori oleh Washington yang berbasis di Jamestown Foundation, mengatakan investasi berkelanjutan China dalam penelitian UAV menjadikan negara itu sebagai negara pembuat UAV kedua setelah Amerika Serikat, dan perkembangan UAV yang cepat akan memungkinkan Beijing untuk mengganggu situasi di selat Taiwan dan Laut Cina Selatan.

UAV selama ini telah memegang peranan penting bagi angkatan laut Cina untuk melakukan "operasi anti intervensi dan isolasi daerah," dan kendaraan UAV tersebut akan digunakan terutama pada kapal-kapal induk, katanya.

Mingguan Jane Defense melaporkan bahwa Angkatan Laut Jepang menampilkan dua gambar yang diambil oleh pesawat pengintainya yang menunjukkan tiga kapal Angkatan Laut China melintasi jalur air Miyako ke Pasifik barat pada 29 April lalu. Pada salah satu foto terlihat tiga buah UAV sedang berlatih take-off dan mendarat secara vertikal di dek belakang kapal fregat Jenis 054A China "Zhoushan." Berdasarkan gambar, para analis pertahanan berspekulasi bahwa UAV siluman China tersebut memiliki kemampuan yang baik dan dapat membawa beban seberat 34 kilogram selama enam jam.

Camcopter S-100 buatan Austria

Ketika melakukan misi pengintaian, UAV memiliki banyak jenis sensor yang dipasang di tubuh mereka. Sasaran gambar direkam oleh UAV, lalu ditransfer ke frigat (salah satu tipe kapal perang) di laut menggunakan operator data link, mingguan tersebut melaporkan. Mingguan Jane Defense melaporkan bahwa UAV China yang terlihat oleh Kementerian Pertahanan Jepang tersebut serupa dengan Camcopter S-100 yang dibuat oleh Schiebel Corp - Austria.

Tapi Schiebel Corp mengatakan penjualan S-100 UAV sipil ke China pada tahun 2010 lalu telah sejalan dengan peraturan Uni Eropa dan menekankan bahwa UAV yang ditunjukkan pada foto-foto itu bukanlah S-100s. Namun Schiebel Corp mencurigai militer China telah mengembangkan kembali secara independen produk UAV yang mereka beli pada tahun 2010 lalu itu. Darimana pun asal UAV tersebut, James C. Bussert, editor pada Majalah Signal yang berbasis di AS, mengatakan dalam sebuah artikelnya bahwa hanya dengan memiliki UAV tersebut, bukan berarti cukup bagi Tentara Pembebasan Rakyat (sebutan bagi angkatan bersenjata China) untuk mengalahkan kapal induk AS.


Sumber : altileri
Ketika melakukan misi pengintaian, UAV memiliki banyak jenis sensor yang dipasang di tubuh mereka. Sasaran gambar direkam oleh UAV, lalu ditransfer ke frigat (salah satu tipe kapal perang) di laut menggunakan operator data link, mingguan tersebut melaporkan. Mingguan Jane Defense melaporkan bahwa UAV China yang terlihat oleh Kementerian Pertahanan Jepang tersebut serupa dengan Camcopter S-100 yang dibuat oleh Schiebel Corp - Austria.

Sumber: http://altileri.blogspot.com/2012/07/pesawat-tak-berawak-uav-china-lumpuhkan-kapal-induk-amerika.html
Saya harapkan toleransi Anda untuk mencantumkan sumber. Terimakasih

0 komentar:

Post a Comment