Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan pemerintah Indonesia sulit mengikuti jejak Korea Selatan menggelar operasi militer ke Somalia, karena situasi dan kondisi yang sangat berbeda.
Menurut dia, operasi militer di Somalia tidak menjadi prioritas karena akan mengancam keselamatan 20 anak buah kapal yang menjadi sandera.
“Itu keliru kalau dibilang Menhan kesulitan melakukan operasi militer, karena situasinya tidak seperti kasus Korea Selatan. Situasi sekarang sangat berbeda. Jadi prinsipnya keselamatan sandera yang paling utama,” ujarnya di Kantor Wapres, hari ini.
Dia mengatakan operasi militer akan percuma jika mengganggu keselamatan sandera. Meskipun demikian, opsi ini tetap disiapkan.
“Apa artinya ini [operasi militer] kalau kemudian 20 sanderanya itu tidak selamat. Itu yang jadi pikiran kita,” jelasnya.
Menurut dia, kapal Korea Selatan yang disandera waktu itu berada di laut sehingga bisa dikerahkan operasi milier, namun saat ini Kapal Sinar Kudus tidak berada di lautan sehingga sulit dilakukan operasi militer.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan semalam pemilik kapal sudah melakukan komunikasi terakhir dengan para perompak Somalia. Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan pemilik kapal di Indonesia secara intensif.
“Tahap terakhir kami terus jalin komunikasi. Dari pemilik kapal komunikasi terus berjalan, akan ada upaya terus-menerus untuk bisa memastikan pembebasan 20 warga negara kita sesegera mungkin,” ujarnya.
Marty menegaskan pemeritnah tengah melaksanakan beberapa opsi untuk membebaskan 20 anak buah kapal yang ditawan. Dia meminta semua pihak memberikan waktu kepada pemerintah agar bisa bekerja.
Menurut dia, operasi militer di Somalia tidak menjadi prioritas karena akan mengancam keselamatan 20 anak buah kapal yang menjadi sandera.
“Itu keliru kalau dibilang Menhan kesulitan melakukan operasi militer, karena situasinya tidak seperti kasus Korea Selatan. Situasi sekarang sangat berbeda. Jadi prinsipnya keselamatan sandera yang paling utama,” ujarnya di Kantor Wapres, hari ini.
Dia mengatakan operasi militer akan percuma jika mengganggu keselamatan sandera. Meskipun demikian, opsi ini tetap disiapkan.
“Apa artinya ini [operasi militer] kalau kemudian 20 sanderanya itu tidak selamat. Itu yang jadi pikiran kita,” jelasnya.
Menurut dia, kapal Korea Selatan yang disandera waktu itu berada di laut sehingga bisa dikerahkan operasi milier, namun saat ini Kapal Sinar Kudus tidak berada di lautan sehingga sulit dilakukan operasi militer.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan semalam pemilik kapal sudah melakukan komunikasi terakhir dengan para perompak Somalia. Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan pemilik kapal di Indonesia secara intensif.
“Tahap terakhir kami terus jalin komunikasi. Dari pemilik kapal komunikasi terus berjalan, akan ada upaya terus-menerus untuk bisa memastikan pembebasan 20 warga negara kita sesegera mungkin,” ujarnya.
Marty menegaskan pemeritnah tengah melaksanakan beberapa opsi untuk membebaskan 20 anak buah kapal yang ditawan. Dia meminta semua pihak memberikan waktu kepada pemerintah agar bisa bekerja.
www.bisnis.com
0 komentar:
Post a Comment